favicon
PENTING!!! Sebelum menyalin tugas baca dulu "DISCLAIMER"
DISCLAIMER

Pembuatan Kebun Rumput Gajah, Pembuatan Model Vegetasi STS, Pembuatan Pupuk (Laporan Praktikum Agrostologi)

   
Pembuatan Kebun Rumput Gajah, Pembuatan Model Vegetasi STS, Pembuatan Pupuk (Laporan Praktikum Agrostologi)

Pembuatan Kebun Rumput Gajah, Pembuatan Model Vegetasi STS, Pembuatan Pupuk (Laporan Praktikum Agrostologi)

Pembuatan Kebun Rumput Gajah, Pembuatan Model Vegetasi STS, Pembuatan Pupuk (Laporan Praktikum Agrostologi)

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penanaman kebunrumput gajah, pembuatan model vegetasi STS, pembahasan perkecambahan, pembuatanpupuk dan pembahasan rerumputan, legum dan jenis rumput merupakan kegiatan atau materi yang relevan. Tujuan dari pengolahan tanah pertanian adalah untuk menghasilkan kondisi tanah pertanian yang subur secara fisik, kimia dan biologis sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik.

 

Sistem Tiga Strata (STS) adalah metode penanaman dan pemotongan rumput, legum, semak dan pohon sehingga hijauan tersedia sepanjang tahun. Area tanaman dengan ruminansia seperti sapi, kambing atau domba juga cocok untuk sistem ini. Hal yang sama berlaku untuk ground yang tidak aktif atau kritis. Perkecambahan biji adalah perkembangan suatu biji secara bertahap yang menunjukkan kemampuan untuk berkembang secara optimal pada kondisi lingkungan yang sesuai. Dengan kata lain benih dinyatakan berkecambah bila noda dan nitrogen sudah keluar dari benih.

 

Pupuk adalah bahan yang ditambahkan pada media tanam atau tanaman untuk memenuhi unsur hara yang dibutuhkan tanaman untuk produksi yang baik. Agar tanaman dapat tumbuh dengan baik dan menghasilkan tingkat produksi yang tinggi, diperlukan unsur hara atau pakan yang cukup. Unsur hara terpenting yang dibutuhkan tanaman adalah nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K). Jika salah satu unsur hara tersebut tidak ada, kualitas dan kuantitas produksi pertanian akan menurun. Unsur hara tanah N, P dan K tidak mencukupi dan terus menurun karena habis oleh pertumbuhan tanaman dan tercuci oleh penguapan dan erosi pada saat panen. Untuk memperbaiki kekurangan unsur hara N, P dan K perlu dilakukan pemupukan

 

Tunas adalah tanaman muda (sporofit) yang baru saja berkembang dari tahap embrio di dalam biji. Tahap perkembangan ini disebut perkecambahan dan merupakan tahap kritis dalam kehidupan tumbuhan.

 

Rumput adalah tanaman pendek yang sering ditemukan di pekarangan, pinggir jalan atau ladang. Gulma dianggap sebagai gulma pengganggu jika dekat dengan tanaman yang sengaja ditanam. Siklus hidup legum yang ada adalah tahunan, biner atau abadi (Soegiri et al., 1980). Gulma adalah tumbuhan yang keberadaannya pada lahan pertanian tidak dikehendaki karena mengurangi hasil produksi sarana produksi. Perbatasan rumput bersifat teknis dan plastik. Teknis karena mengacu pada proses produksi suatu tanaman pertanian. Kehadiran gulma mengurangi hasil karena menghambat pertumbuhan tanaman produktif melalui kompetisi. Plastik, karena batas ini tidak menghubungkan spesies tanaman. Pada tingkat tertentu, tanaman bisa menjadi gulma. Di sisi lain, tumbuhan yang biasanya dianggap gulma juga bisa dianggap tidak terganggu.

 

Berdasarkan pengertian, tujuan dan manfaat, kegiatan tersebut sangat penting untuk dipelajari dan diterapkan dalam dunia peternakan dan pertanian.

 

1.2    Tujuan

Untuk mengenal secara langsung pada praktikan dilapangan sehingga mampu melakukan dengan benar dan mengetahui dengan tepat.

 

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pembuatan Kebun Rumput Gajah

Tanah yang baik adalah tanah yang mampu menyediakan unsur hara yang cukup. Namun, pertumbuhan tanaman juga dipengaruhi oleh faktor-faktor yang mendorong kesuburan tanah. Selain harus mengandung bahan organik dan anorganik, air dan udara, pengolahan tanah juga tidak kalah penting untuk tujuan perbaikan struktur tanah. Tanah berpori yang diolah memiliki pori-pori yang cukup untuk menampung air dan udara yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman. Kondisi ini juga menguntungkan bagi mikroorganisme tanah yang berperan dalam penguraian mineral dan bahan organik tanah sehingga tanaman dapat dengan mudah menyerap unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Mencangkok adalah penanaman kembali bagian-bagian kosong dari pohon yang mati/diduga mati atau rusak sehingga dapat diisi dengan jumlah pohon yang normal per satuan luas tertentu berdasarkan jarak. Penyulaman bertujuan untuk meningkatkan persentase tanaman yang ditanam per satuan luas dan meningkatkan jumlah tanaman per hektar berdasarkan jarak.

 

2.2 Sistem Tiga Strata

Sistem Tiga Strata adalah proses penanaman dan pemangkasan rumput, kacang-kacangan, semak dan pohon untuk pakan sepanjang tahun. Selama musim hujan, sebagian besar sumber pakan ternak berasal dari rumput dan legum (lapis pertama). Sedangkan pada musim kemarau sebagian besar jerami berasal dari semak-semak (lapisan dua), dan pada akhir musim kemarau sebagian besar jerami berasal dari pohon (lapisan tiga). Sistem tiga lapis, selain diterapkan pada tanah datar, juga berlaku pada tanah dengan kemiringan tertentu, sepanjang bagian bawah setiap teras ditanami semak dengan jarak 1 meter serta rerumputan dan kacang-kacangan. selebar meter, dimana bagian bawah teras ini tidak ditanami.

 

Sistem tiga susun biasanya diterapkan pada pertanian pada lahan gersang, curah hujan kurang dari 1500 mm per tahun dengan musim kemarau 8 bulan dan musim hujan 4 bulan, atau dapat juga pertanian pada lahan kering dengan medan datar atau curam, yang kurang efisien untuk pertanian. Tanah yang mengandung ruminansia seperti sapi, kambing atau domba juga cocok untuk sistem ini. Demikian juga pada tanah tidak aktif atau tanah kritis.

 

2.3  Daya Kecambah

Suatu biji dikatakan telah berkecambah jika bulu-bulu dan benih embrio telah muncul dari biji tersebut. Diharapkan perkembangan plasmulae dan rootlets dapat menghasilkan kecambah yang normal, jika media mendukungnya. Benih yang baik akan menghasilkan kecambah yang normal, sedangkan benih yang buruk akan menghasilkan kecambah atau benih yang tidak normal dan tidak normal. Kerusakan benih yang terlihat (cangkang retak, biji terkelupas atau pecah). Namun terkadang kerusakan bisa terlihat di dalam benih. Kerusakan benih dapat dideteksi setelah perkecambahan abnormal. Perubahan katabolik terus terjadi seiring dengan bertambahnya usia benih dan daya kecambah benih menurun. Pengurangan daya kecambah yang terukur tidak terjadi segera setelah mencapai kematangan. Pada kondisi penyimpanan yang baik, kematian dini dapat terjadi berbulan-bulan atau bertahun-tahun, tergantung pada kondisi penyimpanan, jenis benih dan kondisi penyimpanan sebelumnya. Daya kecambah benih merupakan salah satu parameter yang berhubungan dengan mutu benih, sebaliknya daya kecambah benih juga merupakan salah satu tanda bahwa benih telah mengalami proses penuaan.

 

Perkecambahan adalah tahap segera setelah transportasi makanan dan respirasi. Dimulai dengan pembelahan dan pemanjangan sel. Hal ini diikuti dengan perkembangan makroskopis dari sumbu embrio, yaitu pelepasan kuman atau plume dari kulit biji.

 

Adanya kotiledon atau organ penyimpan, perkecambahan dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu perkecambahan epigenetik dan perkecambahan hipogeal.

 

Faktor yang mempengaruhi perkecambahan biji adalah faktor internal dan eksternal.

Faktor internal meliputi pematangan benih. Jika benih sudah matang, maka benih tersebut sudah memiliki cadangan makanan, sehingga pada saat disemai akan mudah berkecambah karena pada saat benih berkecambah berkat sumber makanan cadangan inilah kegiatannya dilakukan.

 

Faktor eksternal meliputi:

# Air yang tersedia:

Air yang tersedia dalam media atau tanah harus cukup untuk daya tampung lahan, karena air diperlukan untuk melarutkan zat-zat yang diperlukan untuk perkecambahan benih.

 

#Udara (Oksigen dan CO2):

Udara normal O2 (20%) sangat baik untuk perkecambahan. Suhu lingkungan: mempengaruhi metabolisme sel, sehingga mempengaruhi perkecambahan. (suhu minimum, optimal, maksimum)

 

#Lampu :

Ini berguna untuk respirasi dan fotosintesis. Dimana fotosintesis terjadi setelah tumbuhnya bulu-bulu dan digunakan untuk menggantikan cadangan makanan yang ada pada biji..

 

2.4 Pupuk

Dalam arti luas pupuk berarti suatu zat yang digunakan untuk mengubah sifat fisik, kimia atau biologi tanah sehingga menjadi lebih baik bagi pertumbuhan tanaman. Pengertian ini meliputi pemberian kapur untuk menaikkan pH tanah masam, pemberian legin untuk benih legum, dan pemberian pembenah tanah untuk memperbaiki sifat fisik tanah. Demikian pula penambahan urea pada tanah yang miskin unsur hara akan meningkatkan konsentrasi N tanah. Semua upaya ini disebut inseminasi. Jadi kapur, ikan gigi, amandemen tanah dan urea disebut pupuk.

 

Dalam arti khusus, pupuk adalah zat yang mengandung satu atau lebih unsur hara bagi tanaman. Dengan pengertian tersebut, diantara bahan aktif tersebut di atas hanya urea yang dianggap sebagai pupuk karena bahan ini mengandung unsur hara bagi tanaman yaitu nitrogen. 2.5 Rumput, legum dan gulma

 

Daun rerumputan biasanya tersusun dari pelepah daun, helaian daun, helaian daun. Helaian daun berselaput atau membentuk helaian tipis dengan bulu-bulu yang lebih pendek dari helaian daun. Pelepah daun adalah bagian daun yang menempel atau memeluk batang, dan berfungsi melindungi pucuk muda serta memberi kekuatan pada batang. Dalam hal ini, pelepah daun membungkus batang. Jadi batangnya tidak terlihat, bahkan yang terlihat seperti batang dari luar adalah daunnya. Menurut Susetyo (1985), legum merupakan tumbuhan dikotil yang embrionya mengandung dua kotiledon/kotiledon. Keluarga kacang-kacangan dibagi menjadi tiga subfamili, yaitu: mimosaceae, tumbuhan berkayu dan herba dengan sering berbunga; caesalpiniaceae, tumbuhan berkayu dan herba dengan bunga tidak beraturan, dan Papilionaceae, tumbuhan berkayu dan herba dengan ciri khas bunga berbentuk kupu-kupu, sebagian besar tumbuhan hijauan yang penting secara ekonomi berada dalam famili Papilionaceae. Legum modern memiliki daur hidup tahunan, dua tahunan, atau tahunan (Soegiri et al., 1980).

 

Gulma adalah semua tanaman yang tumbuh di tempat yang tidak dimaksudkan. Kebanyakan gulma merupakan tanaman yang cepat tumbuh dan dapat menghasilkan benih dalam jumlah banyak dalam waktu singkat. Biasanya benih mudah dibubarkan. Beberapa gulma akan terus menjatuhkan benih bahkan setelah tanaman dicabut. Di tanah, di antara gulma taman biasa, bunga akan membentuk tumpukan biji berbulu di tumpukan kompos jika diletakkan di sana dan tidak dihancurkan.

Ilustrasi
Ilustrasi

 

PEMBAHASAN

 

3.1  Pembuatan Kebun Rumput Gajah

1) Pengolahan Lahan

Proses penanaman rumput gajah diawali dengan penyiapan tanah yaitu pembersihan gulma dan tanaman yang tidak terpakai, pemisahan bibit yang dapat digunakan untuk membalik tanah, serta penanaman kembali dan pemulihan tanaman. Pengaruh struktur dan tekstur tanah terhadap pertumbuhan tanaman terjadi secara langsung. Struktur tanah yang gembur (ringan) seringkali menghasilkan pertumbuhan dan hasil tanaman yang lebih tinggi per unit waktu daripada struktur tanah yang lebih padat. Jumlah dan panjang akar tanaman yang tumbuh pada tanah gembur biasanya lebih besar dibandingkan tanaman yang tumbuh pada tanah bertekstur berat. Hal ini karena pertumbuhan akar pada tanah ringan/rapuh lebih cepat per satuan waktu dibandingkan akar tanaman pada tanah padat, karena akar mudah tersumbat di setiap pori tanah yang sebenarnya banyak terdapat pada tanah rapuh. Selain itu, akar memiliki peluang optimal untuk bernafas di tanah yang gembur, dibandingkan dengan tanah yang padat. Sebaliknya, untuk tanaman yang tumbuh pada tanah bertekstur halus seperti tanah dengan kandungan liat tinggi, perkembangan akar sulit karena akar sulit menyebar akibat rendahnya rongga tanah. Akar tanaman akan sulit menembus struktur tanah yang padat, sehingga akar tidak akan berkembang secara normal. Tanah yang terstruktur dengan baik akan mengatur udara dengan baik, unsur hara lebih tersedia dan lebih mudah ditangani. Tanaman yang tumbuh di tanah berpasir (lebih dari 60%) akan memperlambat pertumbuhan dan hasil rendah. Pada tanah seperti ini, hal ini sering terjadi karena kandungan air optimum untuk pertumbuhan tanaman tidak tercapai dan terjadi pencucian hara yang tinggi. Hal ini dikarenakan agregat tanah tidak memiliki kapasitas menahan air secara maksimal, sehingga air terus mengalir secara gravitasi sambil mengangkut unsur hara.

Pengolahan Lahan
Pengolahan Lahan

2) Sistem pemupukan

Setelah mengolah tanah dan menabur benih rumput gajah, masyarakat terus melakukan pemupukan dengan primer dengan harapan akan lebih efektif dalam bercocok tanam di lahan miring. Pupuk yang digunakan adalah NPK (14:5:11) dan pupuk NPK (11:5:11).

 

3) Penyulaman

Teknik penyambungan pada dasarnya sama dengan cara penanaman, hanya saja dilakukan di tempat/blok/lubang tanam yang perlu dilakukan pergantian bibit. Jahitan dilakukan agar pertumbuhan pohon bisa maksimal. Waktu tanam kembali tidak lebih dari satu bulan setelah tanam. Tujuan pemangkasan cabang sesegera mungkin agar tidak mempersulit perawatan kebun selanjutnya dan pertumbuhan tanaman harus seragam. Saat menyulam dilakukan pada sore hari, saat cuaca tidak terlalu terik dan suhu udara tidak terlalu tinggi.

 

4) Daya Tumbuh

Tahap ini ditanam 2 petak, petak pertama tumbuh 24 pohon dan petak kedua 10 pohon. Setelah dilakukan pemeliharaan selama beberapa minggu, diperoleh data bahwa pada plot pertama terdapat 3 pohon yang mati, sedangkan pada batch kedua tidak ada pohon yang mati. Jadi di blok pertama memiliki kekuatan naik 87,5% sedangkan di blok pertama 100%. Jadi 3 tanaman mati disulam dengan rumput lain. Pada blok pertama mati bisa karena banyak pengaruh luar yang membuat sulit tumbuh dan akhirnya mati, serta pemupukan yang kurang bisa menjadi salah satunya. Selain itu faktor yang mempengaruhi adalah genetika, kondisi lingkungan (suhu, persediaan air, kesuburan tanah).

 

3.2 Model Vegetasi dari Sistem Tiga Strata

Sistem tiga strata adalah proses penanaman dan pemangkasan rumput, kacang-kacangan, semak dan pohon untuk pakan ternak sepanjang tahun. Pada musim hujan, sumber pakan ternak sebagian besar berasal dari rumput dan kacang-kacangan (lapisan pertama). Sedangkan pada musim kemarau kebanyakan pakan ternak berasal dari semak-semak (sebagai stratum dua), dan pada akhir musim kering, sebagian besar hijauan makanan ternak berasal dari pohon-pohon (sebagai stratum tiga).

 

Sistem tiga strata, selain diterapkan pada tanah datar, juga berlaku pada tanah dengan kemiringan tertentu, sepanjang bagian bawah setiap teras ditanami semak dengan jarak 1 meter serta rerumputan dan kacang-kacangan. selebar meter, dimana bagian bawah teras ini tidak ditanami.

 

Sistem tiga susun biasanya diterapkan pada pertanian pada lahan gersang, curah hujan kurang dari 1500 mm per tahun dengan musim kemarau 8 bulan dan musim hujan 4 bulan, atau dapat juga pertanian pada lahan kering dengan medan datar atau curam, yang kurang efisien untuk pertanian. Tanah yang mengandung ruminansia seperti sapi, kambing atau domba juga cocok untuk sistem ini. Demikian juga pada tanah tidak aktif atau tanah kritis.

 

3.3 Perkecambahan

Dalam percobaan ini:

- POLBAG I kantong = 10 biji direndam air hangat (45oC) 30 detik

- POLBAG II = 10 butir di amplas (Scarification Mecanic)

- POLBAG III = 10 biji tanpa perlakuan

 

Setelah dilakukan pengecekan selama beberapa minggu, didapatkan hasil bahwa perkecambahan benih memiliki daya kecambah yang baik, pertumbuhan baik dan tidak ada benih yang mati. Perkecambahan biji sangat dipengaruhi oleh faktor internal (kematangan benih, ukuran benih, dormansi, penghambatan perkecambahan) dan ekstrinsik (air, oksigen, cahaya), suhu, lingkungan) dimana faktor-faktor tersebut saling mempengaruhi sehingga terjadi variasi. dalam kapasitas perkecambahan kacang polong dan biji jagung.

 

3.4 Produksi Pupuk

Pupuk lurus adalah pupuk yang hanya mengandung satu jenis unsur hara. Sedangkan pupuk majemuk adalah pupuk yang mengandung dua unsur hara atau lebih. Ada 3 pupuk sederhana yang ditawarkan di lab ini. Tiga jenis pupuk adalah pupuk nitrogen urea yang mengandung nitrogen, pupuk fosfor SP36 yang mengandung P dan pupuk KCl yang mengandung K. Dalam bentuk fisiknya, urea berwarna putih dan berbentuk partikel-partikel kecil, fosfat berwarna abu-abu dan terlihat seperti batu kecil, sedangkan KCl berwarna merah bata dan terlihat seperti pasir.

 

Setelah mengamati ketiga pupuk sederhana tersebut, percobaan kami selanjutnya adalah membuat pupuk majemuk komersial. Dalam produksi pupuk majemuk komersial harus diperhatikan nilai grade atau nilai perbandingan antara unsur hara N, P dan K. Nilai grade dalam produksi pupuk majemuk disesuaikan dengan jenis tanaman. Selain itu, yang perlu diperhatikan dalam pembuatan pupuk majemuk adalah adanya bahan pengisi (bahan tambahan untuk melengkapi pupuk). Berikut persyaratan pengisiannya:

- Tidak mengandung nutrisi (misalnya NPK)

- Sejenis (bahan harus sejenis) Urea, TSP, KCl

- Tahan air (tidak menyerap air)

- Tidak ada reaksi

- Tidak mengandung racun

- Bobotnya tidak terlalu ringan

- Harus murah

 

Contoh filler : pasir

Pembuatan pupuk majemuk dengan nilai grade 14:5:11 dan 11:5:11. Pupuk majemuk dengan nilai grade tersebut adalah pupuk majemuk yang digunakan untuk rumput gajah. Pupuk majemuk komersial yang kami buat sebanyak 1 kg atau 1000 gr. Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan, didapat :

Pupuk pertama => N : 14/45 x 1000 gr = 311,11 gr

                                   P : 5/36 x 1000 gr   = 138,9 gr

                                   K : 11/60 x 1000 gr = 183,33 gr

                                            Sub total          = 633,34 gr

 Filler                 = 366,66 gr

Total/bag         = 1000 gr

Pupuk Kedua => N : 11/45 x 1000 gr = 244,44 gr

                                  P : 5/36 x 1000 gr   =  138, 9 gr

                                 K : 11/60 x 1000 gr  =  183, 33 gr

                                          Sub total          =  566,67 gr

 Filler                =  433,33 gr

 Total/bag        =  1000 gr


3.5  Spesies Rumput, Legum, dan Gulma

1. Rumput

Rumput Gajah (Pannisetum Purpureum)

Dapat tumbuh hingga ketinggian 3-4,5m, jika dibiarkan tumbuh bebas, dapat mencapai tinggi 7m, abadi, akar dapat tumbuh hingga kedalaman 4,5m. Tanaman tumbuh dengan rimpang hingga panjang 1 m. Panjang daun 16-90 cm dan lebar 8-35 mm.

Perubahan kuat dengan usia pertumbuhan kembali (daun: rasio batang), dan kesuburan, terutama nitrogen, misalnya 6 minggu pertumbuhan kembali 10% CP, 10 minggu pertumbuhan kembali 7,6% CP. Bisa sampai 2 kali perbedaan level CP. Tingkat CP dan IVD® daun masing-masing berkisar antara 9,5-19,7% dan 68-74%.

Hasil tergantung pada kesuburan, kelembaban, suhu dan manajemen. Hasil panen VC biasanya 10-30 ton/ha/tahun, (hingga 85 ton/ha/tahun) jika pemupukan yang baik diterapkan; 2-10 ton/ha/tahun tanpa pemupukan. Pemotongan yang lebih sering (hingga 45 hari) menghasilkan lebih sedikit bahan kering tetapi hasil daun lebih baik daripada pemotongan yang jarang.

Ilustrasi Pemberian Rumput untuk Sapi
Ilustrasi Pemberian Rumput untuk Sapi

Rumput sinyal (Brachiaria decumbens)

Abadi, tegak atau merayap, dengan rimpang dan batang berwarna hijau muda, daun berbulu sedang, lebar 7-20 m, panjang 5-25 cm. Daun tumbuh dari prasasti yang merayap dari simpulnya. Pisau berbentuk tombak. Kepala benih biasanya 2-7 tandan, panjang 1-5 cm, didukung oleh poros sepanjang 10 cm.

Nilai nutrisinya cukup tinggi (seperti rerumputan tropis lainnya) tetapi tergantung pada kesuburan tanah. Kecernaan sedang hingga tinggi (50-80%), PK berkisar antara 9-20% tergantung pada kesuburan tanah dan pengelolaan, tetapi dapat menurun dengan cepat seiring dengan umur daun, dari 10% setelah 30 hari turun 5% setelah 90 hari. 

Produksi: Bahan kering tinggi, pemupukan berat, hasil sekitar 10 ton/ha/tahun dan hingga 30 ton/ha dalam kondisi ideal. Hasil panen akan lebih rendah pada musim kemarau dan pada musim dingin di daerah subtropis.

Pada tanah subur di daerah tropis lembab Vanuatu, dapat menghasilkan 29 ton/ha/tahun BK pada tahun pertama, tetapi hanya 16 ton/ha/tahun ketika kesuburan menurun pada tahun kedua kehidupan reproduksi.

 

Setaria (Setaria sphacelata var. anceps)

Tanaman abadi setinggi hingga 2 m, dengan rimpang pendek. Daunnya berwarna hijau abu-abu kebiruan, bilahnya lembut, halus, panjangnya mencapai 50 cm dan lebarnya sekitar 1 cm. Tubuh bagian bawah dan selubung dasar diratakan. Malai yang berkontraksi rapat menghasilkan paku palsu, panjang 7-25 cm dan lebar sekitar 8 mm (tidak termasuk bulu kaku kuning-kuning yang memancar); stigma ungu atau putih. Benih rata-rata sekitar 1,5 juta VND/kg.

 

Nilai gizi :

Kelembaban pada rebung segar seringkali lebih tinggi dibandingkan rerumputan tropis lainnya, mencapai >85%. Konten CP berkisar dari 6 hingga 20 tergantung pada usia bahan baku dan jumlah nitrogen yang diterapkan, dengan kecernaan CP dari 44 hingga 77%. Nilai kecernaan DM sekitar 70% diamati pada sukarelawan yang memakan daun muda setelah 3 minggu, menurun menjadi 50-55% setelah 6-8 minggu.

 

Potensi produksi:

Produksi bahan kering tahunan sekitar 26.000 kg/ha tercatat dari areal yang dipupuk dan diairi dengan baik. Hasil panen antara 10.000 dan 15.000 kg/ha lebih umum.

 

Rumput Ruzi (Brachiaria ruziziensis)

Rumput ini berumur panjang, tumbuhan vertical dan horizontal, membentuk habitat dan mencapai tinggi 60-120 cm. Batang memanjang bersentuhan dengan tanah (baseplate), akar dapat tumbuh pada setiap baseplate jika kondisi memungkinkan. Akarnya lebar, tapi dangkal.

 

Nilai gizi :

Kelembaban pada masa pertumbuhan segar biasanya lebih tinggi dibandingkan rumput tropis lainnya, mencapai >85%. Konten CP berkisar dari 6 hingga 20° tergantung pada umur bahan baku dan jumlah nitrogen yang diterapkan, dengan kecernaan CP dari 44 hingga 77%. Nilai kecernaan DM sekitar 70% diamati pada pucuk daun muda setelah 3 minggu, menurun menjadi 50-55% setelah 6-8 minggu. 

 

Potensi produksi:

Hasil bahan kering tahunan sekitar 26.000 kg/ha telah dicatat dari area yang dipupuk dan diairi dengan baik. Hasil panen antara 10.000 dan 15.000 kg/ha lebih umum.

 

Bahia (Paspalum notatum)

Akar tumbuh rendah, menjalar ke dalam dengan rimpang berbulu pendek, membentuk hamparan padat, tinggi mencapai 10-60 cm, bunga tersusun dalam 2 pasang simbal sepanjang 6-9 cm, daun berstruktur agak kasar.

 

Nilai gizi :

Nilai gizi sangat bervariasi dengan umur regenerasi, genotipe dan kesuburan tanah. Kadar protein kasar dapat meningkat >20% setelah 2 minggu, menurun menjadi sekitar 5% setelah 12 minggu, dengan IVOMD menurun hampir 70% sampai 50% selama periode waktu yang sama. Kadar P rata-rata sekitar 0,3%, Ca 0,5% dan Mg sekitar 0,2%.

 

Potensi produksi:

Bahan kering, hasil bahan kering tahunan dari P. notatum yang dipupuk dan diairi secara intensif dapat melebihi 20 t/ha, tetapi dalam kondisi irigasi air hujan yang dipupuk secara sedang, biasanya berkisar antara 3 hingga 8 ton/ha.

 

Rhodes (Chloris gayana)

Rumput ini berbadan langsing, abadi, membentuk rumput tanaman yang lebat, mencapai ketinggian 60-150cm, berkembang dengan stolon, kadang-kadang bersifat tahunan.

 

Nilai gizi :

Tingkat protein kasar bervariasi dengan umur bahan dan tingkat nitrogen yang tersedia, dan dapat berkisar dari 17% (berbasis DM) pada daun yang sangat muda, hingga 3% pada daun yang lebih tua, misalnya 'Callide' untuk hasil pemotongan 6 ton/ha ( 52% daun, 9% CP) pada minggu ke-7, 11 ton (28% daun, 5% CP) pada minggu ke-13, 12 ton (30% daun, 3% CP) pada minggu ke-13. 22 minggu dan 14 ton (20% daun, 3% CP) setelah 27 minggu. Tingkat fosfor pada tanaman akhir juga bervariasi dengan umur bahan dan jumlah fosfor yang tersedia di dalam tanah, dan dapat berkisar dari 0,4% pada tunas muda hingga 0,1% pada bahan yang lebih tua. Demikian pula, IVDMD berkisar antara 40-80%. Konsentrasi natrium berkisar dari 300 hingga 3.100 ppm, tergantung varietasnya.

 

Potensi produksi:

Hasil panen biasanya berkisar antara (2-) 10-25 ton/ha, tergantung varietas, kesuburan tanah, kondisi lingkungan dan frekuensi pemotongan. Hasil panen pada tahun kedua bisa dua kali lipat dari tahun baru, namun hal ini tergantung pada pengelolaan dan kondisi lingkungan. Meskipun hasil 35-60 t/ha BK dilaporkan, ini bukan norma.

 

Rumput Bengal (Panicum max)

Rerumputan berdaun, yang tingginya bervariasi tergantung varietasnya, merupakan tanaman tahunan, tumbuh dengan stek akar dan pucuk atau rimpang. Pohonnya tumbuh tegak, badannya kokoh seperti padi, tinggi 2-2,5 m, daunnya berwarna hijau tua.

 

Nilai gizi:

IVDMD berkisar dari 64% (2 minggu pertumbuhan kembali) hingga 50% (8 minggu pertumbuhan kembali). Protein mentah dari €6 hingga €25 tergantung pada usia dan asupan N. Bergantung pada musim, nilai CP pada bayi pertumbuhan usia 12 minggu biasanya berkisar antara 5 hingga 10%, kadar P dari 0,15 hingga 0,18%, Ca dari 0,6 hingga 0,8%, dan Na dari 0,07 hingga 0,12%.

 

Potensi produksi:

Biasanya (10-) 20-30 (-60) t/ha VCK, tergantung pada varietas dan kondisi pertumbuhan (terutama jika banyak nitrogen yang diberikan).


Rumput para (Brachiaria mutica)

Gulma panjat dengan simpul besar hingga panjang 5 m, sangat berbulu, batang seperti sulur dan lembut, daun agak berbulu dengan panjang sekitar 30 cm dan lebar 20 mm. Tangkai bunga panjangnya 6-30 cm, terdiri dari 5-20 perbungaan yang lebat.

 

Nilai gizi:

Rumput memiliki nilai gizi yang tinggi, jumlah bahan kering yang diperoleh hewan penggembalaan dapat dikurangi karena kandungan air yang tinggi. Tanaman yang tumbuh aktif memiliki nilai gizi yang tinggi, dengan PK 14-20% dan kecernaan bahan kering in vitro (IVDMD) 65-80% untuk daun dan 55-65% untuk tanaman. Kualitas akan menurun seiring bertambahnya usia tanaman.

 

Potensi produksi:

Produksi BK umumnya 5 sampai 12 ton/ha/tahun.

RUmput
Rumput


2. Legum

Calopogonium Mucunoides

Tanaman ini berumur pendek, merayap dan memanjat, tumbuh setinggi 30-50 cm. Batang dan daun muda berbulu, kuning kecokelatan. Daunnya bulat, setiap tangkai daun memiliki 3 helai daun. Bunganya kecil, ungu. Nilai gizi:

Kecernaan in vitro daun BK bervariasi dari 58 hingga 66% tergantung pada umur tanaman dan ketebalan rambut. Konten PK dengan pertumbuhan tertinggi berkisar antara 16 hingga 24%.

 

Potensi produksi:

Dalam kondisi pemotongan biasa, hasil tahunan hingga 4-6 ton/ha diperoleh dengan pemangkasan setiap 9-12 minggu. Produksi BK biasanya menurun dari waktu ke waktu dengan pemotongan berulang atau penggembalaan.

 

Hasil musim hujan hingga 3300 kh/ha telah dilaporkan di padang rumput Brachiria decumbens-C. mucunoides di Brazil, dibandingkan dengan 3000 kg/ha untuk B. decumbens murni. Ketika digunakan sebagai rumput air musiman, C. mucunoides meningkatkan hasil jagung sekitar 20% dibandingkan dengan duckweed.

 

Sentro (Centrosema pubescens)

Batang menjalar, memanjat dan melilit, agak berbulu, tidak berkayu, pada setiap tangkai daun dengan 3 helai daun, daun agak elips berbentuk lonjong, bunga relatif besar tersusun berkelompok, bunga berwarna ungu pucat hingga agak putih.

 

Nilai gizi :

Mirip dengan C.mole. Bergabunglah dengan CIAT 5161 (Panama), rata-rata 7 potong, keluar 3 bulan:

CP 24%, IVDMD 53%, P 0,19%, 0,83; bergabung dengan CIAT 5920 (Meksiko), jaringan daun muda (= 6 bulan setelah tanam):

CP 26%, IVD® 71%.

 

Potensi produksi:

cv. Belalto 12,8 t/ha/tahun DM di Queensland Utara; 7,6 ton/ha/tahun bahan kering di Quilichao, Kolombia (diakses ke CIAT 5161).

 

Kacang Pintoy (Arachis pintoi)

Legum tahunan yang tumbuh rendah membentuk tikar setebal 20-30 cm. Bunganya berwarna kuning dan menghasilkan biji di dalam tanah.

 

Nilai gizi:

Protein kasar 13-25%, kecernaan bahan kering 60-70% bahan kering Kandungan tanin relatif rendah.

 

Produksi :

Hasil bahan kering 5 ton/ha/tahun bila ditanam dengan Brachiaria humicola menghasilkan 20 ton/ha VC, dan 10 ton/ha bila ditanam dengan B. ruziziensis menghasilkan 11 ton/ha telah dilaporkan. ton VC/ha bila ditanam di daerah subtropic.

 

Roay (Lablab purpureus)

Tanaman tahunan yang tumbuh merambat dan meliuk-liuk. Bentuk batang kuat, panjang sekitar 3-6 m, bertangkai dengan 3 helai daun (tripod), daun lebar agak membulat, berhadapan (sejajar), panjang 7,5-15 cm. Bunganya banyak dengan pola mengelompok (cluster) pada batang yang memanjang. Bunganya berwarna putih atau biru atau ungu dengan batang pendek. Buahnya berukuran panjang 4 sampai 5 cm, licin dan melengkung, berisi 2 sampai 6 biji. Warna biji bervariasi dari putih ke terang dan coklat tua, dari merah ke hitam. Berat biji 2000-5000 biji/kg.

 

Potensi produksi:

Hasil daun dan batang tahunan biasanya >4 ton/ha di daerah subtropis semi-lembab. Hasil bahan kering umumnya lebih tinggi daripada kacang tunggak, terutama pada kondisi kering.

 

Produksi benih:

Pematangan benih pada tanaman hijauan tidak merata, tetapi tanaman rambat biasanya matang lebih seragam. Hasil tinggi sekitar 1-2,5 ton/ha tergantung varietas tetapi akan lebih tinggi bila tumbuh tegakan.

 

Gamal (Gliricidia sepium)

Pohon kecil hingga sedang dengan tinggi 10 hingga 12 m. Daunnya bersirip aneh, panjangnya sekitar 30 cm. Plat 5-20 cm, lonjong sampai bulat, panjang 2-7 cm dan lebar 1-3 cm. Bunga berkelompok pada batang muda dan tua. Bunga tunggal dengan 20-40 kuntum bunga di dahan, merah muda sampai ungu pucat, bercampur putih. Buah yang sudah masak berwarna hijau dan kuning kecokelatan pucat, panjang 0-18 cm, lebar 2 cm, berbiji 4-10, berwarna kuning pucat sampai coklat dan hampir bulat.

 

Nilai gizi:

Memiliki nilai gizi yang tinggi. Kandungan protein kasar 18-30% dan in vitro kecernaan 60-65%. Dengan perkecualian terhadap palatabilitas, variasi kualitas nutrisi antar provenan belum dievaluasi.

 

Potensi produksi:

Di perkebunan hijauan, hasil daun tahunan berkisar antara 5 hingga 16 ton/ha bahan kering, atau hingga 43 ton/ha daun segar. Defoliasi berat terjadi selama periode pembungaan selama periode kekeringan tahunan. Memanen daun di awal musim kemarau memperlambat pembungaan, menghindari atau membatasi gugurnya daun, dan memaksimalkan regenerasi.

 

Lamtoro Cina (Leucaena leucocephala)

Semak atau pohon setinggi 18 m, bercabang lebat dan dengan kulit kayu abu-abu dan biji miju-miju. Daun majemuk dengan 4-9 pasang sirip, panjang bervariasi hingga 35 cm, dengan kelenjar besar (hingga 5 mm) di pangkal tangkai daun, helaian 11-22 pasang/sirip, 8-16 mm x 1 -2 mm, lancip . Bunganya banyak dengan kepala bunga berdiameter 2 sampai 5 cm, benang sari (10 per bunga) dan panjang putik 10 mm. Buah polong berukuran 14-26 cm x 1,5-2 cm, beracun, jika sudah tua berwarna coklat. Jumlah biji 18-22 per buah, berwarna coklat.

 

Nilai gizi:

Nilai gizi dari porsi yang dikonsumsi memiliki nilai kecernaan 55-70%.

 

Potensi produksi:

Produksi hijauan bervariasi tergantung pada kesuburan tanah, curah hujan, ketinggian tempat, kerapatan dan frekuensi pemotongan dari 1 sampai 15 ton/ha/tahun. Produksi daun akan maksimal dengan interval pemotongan 6-12 minggu selama musim tanam. Hasil panen pada barisan luas di daerah tropis kering dan subtropis biasanya berkisar antara 2 sampai 6 ton/ha/tahun.

 

Hasil panen sangat tinggi (>15 ton/ha/tahun) di Asia Tenggara dan Hawaii, dengan tanaman berjarak 0,5 hingga 1 m dan 1 hingga 3 m.

 

Produksi kayu bakar sebanding dengan pohon tropis terbaik, dengan peningkatan tinggi 3 sampai 5 m/tahun dan hasil kayu 20 sampai 60 m3/ha/tahun untuk varietas.

 

Jayanti (Sesbania sesban)

Semak atau fitoplankton setinggi hingga 8 m. Batangnya berdiameter hingga 12 cm. Panjang daun 2-18 cm, tinggi 6-27 pasang, linier, bulat, lebar 26 mm x 5 mm. Karangan bunga 2 hingga 20 bunga, panjang hingga 20 cm. Kapsul lurus sampai melengkung, 20-30 cm x 2-5 mm, berwarna pucat, sering bergaris coklat atau coklat kemerahan, 10-15 biji. Biji 3-4,5 mm x 2 mm x 2 mm, berwarna hijau pucat atau coklat, sering berbintik-bintik. Ada 55-80 biji/kg.

 

Nilai gizi:

Kandungan protein kasar berkisar 25-30% dari putaran final.

 

Potensi produksi:

Dandelion memiliki keunggulan dibanding kebanyakan tanaman hijauan lainnya dalam hal tingkat pertumbuhan. Tanaman ini tercatat mencapai tinggi 4-5 m setelah 6 bulan budidaya di India dan menghasilkan hijauan 4 kali lebih banyak daripada L. leucocephala 3 bulan setelah tanam di Australia. Pada kondisi yang baik, produksi BK dapat mencapai 20 ton/ha/tahun.


Diperbarui
Tambahkan Komentar